Salah satu tahapan dalam
pembuatan gerabah terdapat tahapan pembakaran gerabah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan ibu Sutinah, salah satu pengrajin gerabah di dukuh Krajan desa
Mayong Lor kabupaten Jepara proses pemabakaran gerabah dilakukan setelah proses
pembentukan gerabah.
Gerabah yang telah dibentuk
dengan bantuan alat Subang Pelarik, gerabah tersebut akan dijemur selama kurang
lebih 5 sampai dengan 10 menit saat musim kemarau sedangkan saat musim
penghujan proses penjemuran dilakukan hingga tiga hari. Setelah proses
penjemuran gerabah dilapisi dengan tanah merah. Proses selanjutnya adalah
proses pembakaran gerabah di tungku besar. Gerabah-gerabah disusun terlebih
dahulu dengan cara membuka genteng penutup tungku. Setelah memenuhi ruang
tungku, jerami yang diletakkan dari lubang pintu tungku mulai dinyalakan.
Proses pemanasan ini tidak
menggunakan bahan bakar kayu namun menggunakan bahan bakar jerami. Waktu yang
dibutuhkan dalam proses pembakaran pun cukup lama, biasanya selesai hingga
siang hari (Sutinah, 2015).
Gambar 1 Pembakaran Gerabah (sumber pribadi)
Pada proses pembakaran gerabah para pengrajin sebenarnya sedang mengaplikasikan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan Kalor? kenapa bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
yuuk mari simak penjelasan tentang kalor dalam proses pembakaran gerabah...
Kalor adalah
energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Kalor dapat disebut juga
dengan panas. Menurut Tipler, panas adalah energi yang ditransfer dari satu
benda ke benda lain karena beda temperatur. (Tipler, 1991, hal. 597).
Peristiwa
yang terjadi pada saat gerabah melalui proses pembakaran di dalam tungku
adalah suhu tinggi yang berasal dari jerami yang telah terbakar (bahan
bakar) akan berpindah ke gerabah yang masih memiliki suhu yang rendah. Pada
proses ini akan terjadi perpindahan energi dari jerami yang memiliki suhu
lebih tinggi ke gerabah yang suhunya lebih rendah.
|
Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya
energi kalor adalah kalor jenis. Untuk menentukan besarnya kalor jenis suatu
zat dapat menggunakan kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kalor. Selain itu, besaran lain yang berkaitan dengan kalor terdapat Kapasitas
kalor. Kapasitas kalor adalah
banyak energi yang harus diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu suatu
benda sebesar satu derajat.
Pembakaran gerabah mengubah tanah liat menjadi
lebih padat. Gerabah ini mempunyai karkater mampu menyerap kalor. Untuk
mengetahui besarnya kalor jenis dari gerabah dapat dilakukan dengan kegiatan
percobaan menentukan kalor jenis patahan gerabah.
Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali diukur oleh
Joseph Black (1728-1799). Oleh karena itu persamaan kekekalan energinya disebut
juga dengan Asas Black. Prinsip
kekekalan energi menurut Black ialah kalor yang dilepaskan oleh air panas (Qlepas) sama dengan kalor
yang diterima air (Qterima).
Kalor dapat mengakibatkan perubahan wujud dari suatu
zat. Contohnya jika es diberi kalor, beberapa waktu kemudian es
berubah wujud menjadi air, dan selanjutnya air berubah wujud menjadi uap. Demikian juga jika uap
air didinginkan. Beberapa waktu kemudian uap air berubah wujud menjadi air, dan
selanjutnya air akan berubah wujud menjadi es.
Kalor Laten
Umumnya, ketika kalor diberikan pada suatu at, maka zat itu
mengalami kenaikan suhu.akan tetapi,jika kalor
yang diterima oleh suatu zat digunakan untuk mengubah wujud, misalnya dari es menjadi air, maka suhu zat adalah tetap. Kalor yang digunakan oleh zat untuk mengubah wujud
disebut Kalor Laten (‘laten’ berarti ‘tersembunyi’); kata tersembunyi ini untuk
menggambarkan bahwa kalor yang diterima oleh zat untuk mengubah wujud tidak
terlihat sebagai kenaikan suhu. (Kanginan, 2007)
Kalor Laten (diberi simbol L) didefinisikan sebagai
banyak energi kalor Q yang diterima atau dilepas tiap satuan massa oleh suatu
zat untuk berubah wujud. Secara matematis ditulis:
Q = m. L
Keterangan
:
L: Kalor Laten (J/kg)
Q: Energi Kalor (J)
m: massa zat (kg)
a. Kalor Lebur
Kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1,0 kg zat padat
menjadi cair disebut kalor lebur;
dinyatakan dengan LF. kalor lebur air adalah 79,7 kkal/kg atau dalam SI yang sesuai 333 kJ/kg (=3,33 × 105 J/kg) (Giancoli, 2001) .
b. Kalor Penguapan
Kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari
fase cair ke uap disebut kalor penguapan, dinyatakan Lv.
Kalor penguapan untuk air
adalah 539 kkal/kg atau 2260 kJ/kg (Giancoli, 2001) .
Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu:
1. Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju kalor konduksi antara lain:
a. Beda
suhu di antara kedua permukaan
kalor.
b. Ketebalan
dinding (d); makin tebal dinding, makin lambat
perpindahan kalor.
c.
Luas Permukaan (A); makin besar luas permukaan, makin cepat perpindahan kalor.
d.
Konduktivitas termal zat (k); merupakan ukuran kemampuan zat
menghantarkan kalor;
makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor.
|
2. Konveksi (aliran) adalah perpindahan panas yang
dipindahkan langsung lewat perpindahan massa. Contohnya, bila udara dekat
lantai dipanaskan, udara memuai dan naik karena kerapatannya yang lebih rendah.
Jadi energi termis di udara panas ini dipindahkan dari lantai ke
langit-langit bersama dengan massa
udara panas. (Tipler, 1991) .
Perpindahan kalor secara konveksi pada proses
pembakaran gerabah akan terjadi saat udara di dekat tungku yang dipanaskan
memiliki suhu yang tinggi sehingga energi termal tersebut dipindahkan dari
dalam tungku bersama massa udara panas.
Gambar 2 Perpindahan kalor secara konveksi (sumber: dokumen pribadi)
3. Radiasi adalah
perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. (Kanginan, Fisika Kelas X Kurikulum 2013, 2013)
Proses penjemuran
gerabah dilakukan di bawah terik matahari kurang lebih selama lima sampai
sepuluh menit saat musim kemarau dan tiga sampai dengan seminggu apabila di
saat musim penghujan. Proses penjemuran di
bawah terik sinar matahari ini termasuk ke perpindahan kalor secara radiasi.
Karena perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik dalam
hal ini sinar mataharilah yang merupakan gelombang elektromagnetik tersebut.
Gambar 3 Perpindahan Kalor secara Radiasi (sumber: dokumen pribadi)
Mudahkan mengaplikasikan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari? Belajar fisika dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah menciptakan Alam seisinya, tunggu bahasan selanjutnya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar